KONDISI JARINGAN KOMPUTER DI INDONESIA
Gambar 1. Topologi jaringan komputer TCP/IP & UUCP di Indonesia (Februari 1995).
 Di
 Indonesia telah berkembangan sebuah jaringan komputer wilayah luas yang
 sebagian besar menggunakan keluarga protokol Transmission Control 
Protocol / InterNet Protocol (TCP/IP) dan sebagian kecil UUCP 
(Unix-to-Unix Copy Program) yang telah beroperasi selama hampir tiga 
tahun [1][2][3]. Rangkuman dari keadaan jaringan komputer di Indonesia 
pada bulan Februari 1995 adalah sebagai berikut:
  •
 A
 total of 83 major nodes are in operation with 67 (81%) of which are 
located in Bandung; the rest (32%) are spread all over Indonesia 
including Jakarta.
  •
 Interestingly,
 most of the nodes (80%) are using the low cost packet radio technology 
to form a WAN, the rest (20%) mostly in Jakarta are using dial-up UUCP /
 TCP/IP to reach the InterNet gateway at IPTEK-NET Jakarta.
  •
 In
 addition to the active nodes, there are currently at least 71 nodes are
 preparing their equipments and human resources to join the network.
  •
 The
 estimated total user is 6049 users with 37.0% are at universities, 7.5%
 in research institutions, 1.7% NGO, 34.7% in government institutes, and
 19.1% commercial/industries.
  •
 Approximately 68.3% of total users accessible in Jakarta; 30.1% users reside in Bandung (24.4% are users of ITB).
  •
 Major applications are 4 major electronic mailing lists, 14 major newsgroups & Gopher servers.
  •
 Estimated growth rate is 700% per year.
Gambar 2. Kondisi jaringan komputer di ITB (February 1995) 
 Di
 samping jaringan yang sifatnya nasional, ada beberapa saluran 
internasional yang beroperasi, antara lain, saluran UUCP melalui 
PUSILKOM-UI; saluran SKDP (300bps) ke Aachen University dan leased line 
64Kbps ke SprintNet, USA, melalui BPPT (IPTEK-NET); saluran melalui 
satelit geostasioner ETS-V yang langsung menghubungkan Lab. Radar EL-ITB
 ke CRL/NASDA di Jepang; saluran melalui VITASAT (satelit berorbit 
rendah & polar) melalui stasiun bumi milik Pusat Penelitian 
Teknologi Transportasi (Prof. Dr. Iskandar Alisyahbana) yang terletak di
 Sukabumi / Bogor [1][2]. Untuk jelasnya mengenai topologi jaringan 
tulang punggung data jarak jauh dari jaringan Paguyuban dapat di lihat 
pada gambar (1).
 Media
 komunikasi jarak jauh yang digunakan adalah media komunikasi radio 
karena media ini memungkinkan untuk membangun jaringan dalam wilayah 
luas dengan biaya operasional sekecil mungkin. Sebagian besar peralatan 
maupun perangkat lunaknya sudah mulai dapat diproduksi sendiri di 
Indonesia. Bahkan perangkat lunaknya dapat diperoleh secara cuma-cuma 
(gratis) dari para aktifis jaringan komputer Paguyuban. Pada operasi 
sebenarnya, jaringan tulang punggung ini dihubungkan pada berbagai Local
 Area Network (LAN) yang beroperasi di berbagai instansi di dikaitkan. 
Sehingga total pemakai jaringan itu sendiri sangat besar.
 Pada
 saat makalah ini ditulis (April 1995), dalam lingkungan ITB sendiri 
sudah cukup banyak unit yang terkait, antara lain, beberapa lab. di 
lingkungan EL-ITB, PAU-ME-ITB, beberapa jurusan di ITB, seperti, IF, TI,
 MS, TK, TF, AR, FI, KI, BI, TA, GL, GD, PL, AS dll; beberapa lembaga di
 ITB, seperti, Rektorat, LP, PPLH, SALMAN, PEDC, Polyteknik; beberapa 
unit kegiatan mahasiswa, seperti, HME, ARC-ITB, Loedroek. Gambaran umum 
jaringan komputer di ITB yang saat ini menggunakan campuran teknologi 
packet radio maupun menggunakan kabel ethernet seperti tampak pada 
Gambar (2).
 Kegiatan
 pengembangan yang dilakukan di ITB sifatnya sangat informal dan 
dimotori secara langsung oleh staf-staf di PAU Mikroelektronika dan 
Jurusan Teknik Elektro ITB. Saat ini ITB telah menginstalasi sebuah 
server database yang berisi hasil penelitian yang dapat diakses secara 
cuma-cuma server tersebut saat ini berlokasi di Jurusan Teknik Elektro 
ITB. Kemungkinan besar akan ditambah server-server lainnya yang sifatnya
 distributed.
ARSITEKTUR JARINGAN KOMPUTER
Gambar 3. Arsitektur Jaringan Komputer TCP/IP
 Sebelum
 beranjak lebih lanjut ke teknologi jaringan komputer yang dikembangkan 
di Indonesia, ada baiknya kita membahas secara konseptual dari 
arsitektur jaringan komputer yang dikembangkan. Pada gambar (3) 
diperlihatkan arsitektur jaringan komputer yang sering di asosiasikan 
dengan jaringan komputer TCP/IP. Umumnya arsitektur yang kita kenal 
dikuliah berbasis OSI/ISO, untuk melihat perbedaan yang ada akan dicoba 
untuk membahas secara lebih rinci fungsi berbagai unsur arsitektur 
jaringan komputer TCP/IP yang lebih operasional daripada arsitektur 
ISO/OSI.
 Arsitektur
 jaringan komputer yang sering diassosiasikan dengan jaringan komputer 
TCP/IP terdiri atas lima lapisan protokol. Lapisan-lapisan ini adalah 
lapisan fisik, lapisan link, lapisan network, lapisan transport dan 
terakhir lapisan aplikasi. Arsitektur ini agak berbeda dengan konsep 
tujuh lapisan protokol yang sering kita kenal secara teoritis dalam 
konsep OSI/ISO [4][5].
 Dari
 kelima lapisan ini hanya physical layer yang merupakan perangkat keras 
selebihnya merupakan perangkat lunak. Physical layer merupakan media 
penghubung untuk mengirimkan informasi digital dari satu komputer ke 
komputer lainnya yang secara fisik dapat kita lihat. Berbagai bentuk 
perangkat keras telah dikembangkan untuk keperluan ini. Satu diantaranya
 yang cukup banyak digunakan untuk keperluan jaringan komputer lokal 
(LAN) adalah ARCnet yang dikembangkan oleh Novell. Untuk keperluan Wide 
Area Network (WAN) dapat kita gunakan media radio atau telepon. Dalam 
makalah ini fokus akan diberikan terhadap teknologi paket radio sebagai 
media komunikasi jarak jauh dalam WAN TCP/IP. Hal ini akan dijelaskan 
lebih lanjut pada bagian selanjutnya.
 Untuk
 mengatur hubungan antara dua buah komputer melalui physical layer yang 
ada digunakan protokol link layer. Pada jaringan paket radio digunakan 
link layer AX.25 (Amatir X.25) [6][7][8][9] yang merupakan turunan CCITT
 X.25 [10] yang juga digunakan pada Sistem Komunikasi Data Paket (SKDP) 
oleh PT. INDOSAT dan Perumtel. IEEE telah mengembangkan beberapa 
standart protokol untuk LAN [11]. Berdasarkan rekomendasi IEEE pada LAN 
yang menggunakan ARCnet (IEEE 802.3) atau Ethernet (IEEE 802.3) 
digunakan link layer (IEEE 802.2). Pada LAN Token Ring digunakan 
physical layer (IEEE 802.5). Bentuk lain dari LAN yang kurang dikenal 
adalah Token Bus (IEEE 802.4). Untuk LAN berkecepatan tinggi juga telah 
dikembangkan sebuah standart yang diturunkan dari IEEE 802.3 yang 
kemudian dikenal sebagai Fiber Data Distributed Interface (FDDI).
Gambar 4. Format protokol link AX.25 yang digunakan dalam jaringan komputer packet radio.
 Pada
 teknologi packet radio yang kami gunakan untuk membangun jaringan 
komputer Paguyuban, protokol link AX.25 digunakan. Format protokol AX.25
 tampak pada gambar (4) [6]. Maksimum informasi (data) yang dapat 
dikirim dalam satu frame dibatasi 255 byte. Pada saat ini, telah 
dilakukan beberapa perubahan, khususnya untuk pengiriman data kecepatan 
tinggi dan aplikasi TCP/IP dimungkinkan untuk mengirimkan lebih dari 255
 byte data dalam satu frame. Frame AX.25 dibuka dan ditutup oleh flag 
byte yang berisi 01111110. Address field berisi alamat tujuan, alamat 
pengirim paket dan stasiun-stasiun yang berfungsi sebagai relay. Dengan 
menggunakan stasiun lain sebagai relay, kita dapat meminta pertolongan 
dari stasiun lain untuk mengirimkan data ke tempat tujuan. Hal ini 
dikenal sebagai konsep digipeater (digital repeater). Pada control field
 berisi indentifikasi bentuk frame AX.25 yang dikirim. Apakah frame ini 
untuk melakukan koneksi (membuka hubungan komunikasi), koreksi (jika ada
 frame AX.25 yang rusak dalam pengiriman), untuk broadcast dan 
sebagainya. Packet ID (PID) digunakan untuk memberitahukan jenis data 
yang dikirim apakah data ini berbentuk teks, binary atau protokol pada 
lapisan network. Frame Check Sequence (FCS) digunakan oleh bagian 
penerima pada proses pendeteksian kesalahan.
 Lapisan
 protokol network, merupakan tata cara komunikasi connectionless yang 
memungkinkan berbagai LAN yang menggunakan media komunikasi yang berbeda
 untuk berhubungan satu dengan yang lain. Dalam kategori protokol 
network dikenal beberapa keluarga protokol seperti IP (InterNet 
Protocol) [12], ICMP (InterNet Control Message Protocol) [13], ARP 
(Address Resolution Protocol) [14] dan RARP (Reverse Address Resolution 
Protocol). Gambaran lengkap keluarga protokol yang membangun jaringan 
komputer TCP/IP dapat dilihat di gambar (5). Pada kesempatan ini, kami 
hanya akan menerangkan secara lebih seksama protokol IP dan TCP yang 
merupakan protokol utama dalam jaringan komputer TCP/IP. Adapun 
rangkuman spesifikasi mesin-mesin yang terkait ke InterNet terangkum 
dalam [15][16].
Gambar 5. Keluarga protokol pembangun arsitektur jaringan komputer TCP/IP.
 Fungsi
 dari InterNet Protokol adalah untuk menyampaikan datagram dari satu 
komputer ke komputer lain tanpa tergantung pada media kompunikasi yang 
digunakan. Data dan header lapisan transport dipotong menjadi 
datagram-datagram yang dapat dibawa oleh IP. Tiap datagram dilepas dalam
 jaringan komputer dan akan mencari sendiri secara otomatis rute yang 
harus ditempuh ke komputer tujuan. Hal ini dikenal sebagai transmisi 
connectionless. Dengan kata lain, komputer pengirim datagram sama sekali
 tidak mengetahui apakah datagram akan sampai atau tidak.
 Untuk
 mengetahui dimana komputer tujuan, setiap komputer dalam jaringan harus
 diberikan IP address. IP address harus unik untuk setiap komputer, 
tetapi setiap komputer mungkin mempunyai beberapa IP address. IP address
 terdiri atas 8 byte data yang mempunyai nilai dari 0-255 yang sering 
ditulis dalam bentuk [xx.xx.xx.xx] (xx mempunyai nilai dari 0-255).
 Pada
 header InterNet Protokol selain IP address dari komputer tujuan dan 
komputer pengirim datagram juga terdapat beberapa informasi lainnya. 
Informasi ini mencakup jenis dari protokol lapisan transport yang 
ditumpangkan diatas IP. Time To Live (TTL) berapa lama IP dapat hidup 
didalam jaringan. Hal ini penting artinya terutama karena IP dilepas di 
jaringan komputer. Jika karena satu dan lain hal IP tidak berhasil 
menemukan alamat tujuan maka dengan adanya TTL IP akan mati dengan 
sendirinya. Disamping itu juga tiap IP yang dikirimkan diberikan 
identifikasi sehingga bersama-sama dengan IP address komputer pengirim 
data dan komputer tujuan tiap IP dalam jaringan adalah unik. Lembaga 
yang mengatur IP address adalah Network Information Center (NIC):
 InterNIC Registration Services
 Network Solution Incorporated
 505 Huntmar Park Drive
 Herndon, Virginia 22070
 Tel: [800] 444-4345, [703] 742-4777
 FAX: [703] 742-4811
 E-mail: hostmaster@internic.net
 Lapisan
 protokol transport menjamin reliabilitas komunikasi antara dua buah 
komputer yang terkait dalam jaringan yang luas. Pada lapisan protokol 
transport dikenal beberapa keluarga protokol seperti TCP (Transmission 
Control Protocol) [17] dan UDP (User Datagram Protocol) [18]. Fungsi 
utama TCP adalah untuk mengirimkan data dari satu komputer ke komputer 
lain dengan keandalan tinggi. Dalam hal ini TCP juga yang mendeteksi dan
 mengoreksi jika ada kesalahan data. Di samping itu, TCP mengatur 
seluruh proses koneksi antara satu komputer dengan komputer yang lain 
dalam sebuah jaringan komputer.
 Berbeda
 dengan IP yang mengandalkan mekanisme connectionless pada TCP mekanisme
 hubungan adalah connection oriented. Dalam hal ini, hubungan secara 
logik akan dibangun oleh TCP antara satu komputer dengan komputer yang 
lain. Dalam waktu yang ditentukan komputer yang sedang berhubungan harus
 mengirimkan data atau acknowledge agar hubungan tetap berlangsung. Jika
 hal ini tidak sanggup dilakukan maka dapat diasumsikan bahwa komputer 
yang sedang berhubungan dengan kita mengalami gangguan dan hubungan 
secara logik dapat diputus.
 TCP
 mengatur multiplexing dari data yang dikirim/diterima oleh sebuah 
komputer. Adanya identifikasi pada TCP header memungkinkan multiplexing 
dilakukan. Hal ini memungkinkan sebuah komputer melakukan beberapa 
hubungan TCP secara logik. Bentuk hubungan adalah full duplex, hal ini 
memungkinkan dua buah komputer saling berbicara dalam waktu bersamaan 
tanpa harus bergantian menggunakan kanal komunikasi. Untuk mengatasi 
saturasi (congestion) pada kanal komunikasi, pada header TCP dilengkapi 
informasi tentang flow control.
 Hal
 yang cukup penting untuk dipahami pada TCP adalah nomor port. Nomor 
port menentukan servis apa yang dilakukan oleh lapisan diatas TCP. 
Nomor-nomor ini telah ditentukan oleh Network Information Center dalam 
Request For Comment (RFC) 1010 [19]. Contoh untuk aplikasi File Transfer
 Protokol (FTP) lapisan protokol transport TCP digunakan nomor port 20 
dan masih banyak lagi.
Gambar 6. TCP State Machine
 Prinsip
 kerja dari TCP berdasarkan prinsip client-server seperti tampak pada 
Gambar (6). Server adalah program pada komputer yang secara pasif akan 
mendengarkan (listen) nomor port yang telah ditentukan pada TCP. Sedang 
client adalah program yang secara aktif akan membuka hubungan TCP ke 
komputer server untuk meminta servis yang dibutuhkan. Secara sederhana, 
state diagram kerja TCP dapat diterangkan sebagai berikut. Client akan 
secara aktif membuka hubungan (active open) dengan mengirimkan sinyal 
SYN (state SYN SENT) ke komputer server tujuan. Jika server menerima 
sinyal SYN maka server yang saat itu berada pada state LISTEN akan 
mengirimkan sinyal ACK SYN dan ke dua komputer (client & server) 
akan ke state ESTAB. Jika servis yang dilakukan telah selesai maka 
client akan mengirimkan sinyal FIN dan komputer client akan berada pada 
state FIN WAIT sampai sinyal FIN dari server diterima. Pada saat 
menerima sinyal FIN, server akan ke state CLOSE WAIT hingga hubungan 
diputus. Akhirnya kedua komputer akan kembali pada state CLOSE.
 Banyak
 aplikasi yang mungkin dilakukan menggunakan keluarga protokol TCP/IP. 
Program aplikasi yang ada umumnya dijalankan diatas lapisan protokol 
transport TCP. Aplikasi yang umum dilakukan adalah pengiriman berita 
secara elektronik yang dikenal sebagai elektronik mail (e-mail). Untuk 
ini dikembangkan sebuah protokol Simple Mail Transfer Protocol (SMTP) 
[20]. Aplikasi lainnya adalah remote login ke komputer yang berjauhan. 
Hal ini dilakukan dengan menggunakan fasilitas Telnet [21]. Untuk 
melakukan file transfer digunakan File Transfer Protocol (FTP) [22] yang
 juga dijalankan diatas TCP. Ada pula fasilitas finger untuk melihat 
pemakai komputer di mesin yang berjauhan [23]. Dengan semakin rumitnya 
jaringan maka manajemen jaringan menjadi penting artinya. Saat ini juga 
dikembangkan protokol yang khusus digunakan untuk mengatur jaringan 
dengan nama Simple Network Management Protocol (SNMP) [24]. Masih banyak
 lagi aplikasi yang dijalankan di atas TCP. Masing-masing aplikasi 
mempunyai nomor port yang unik.

 
Gambar 7. Integrasi LAN Novell dan UNIX dengan WAN radio di PAU Mikroelektronika ITB
 Satu
 hal yang cukup menarik dengan digunakannya protokol TCP/IP adalah 
kemungkinan untuk menyambungkan beberapa jaringan komputer yang 
menggunakan media komunikasi berbeda. Dengan kata lain, komputer yang 
terhubung pada jaringan yang menggunakan ARCnet, Ethernet, Token Ring, 
SKDP, amatir paket radio dll. dapat berbicara satu dengan lainnya tanpa 
saling mengetahui bahwa media komunikasi yang digunakan secara fisik 
berbeda. Hal ini memungkinkan dengan mudah membentuk Wide Area Network 
(WAN) di Indonesia. Sebagai contoh, kami memperlihatkan pada Gambar (7) 
tingkat kompleksitas jaringan di PAU Mikroelektronika ITB yang 
mengintegrasikan LAN Novell dan UNIX dengan WAN packet radio, 
keseluruhan sistem transparan bagi pemakai jaringan.
 Perangkat
 lunak yang digunakan untuk jaringan komputer TCP/IP juga beragam sekali
 mulai dari yang sifatnya komersial, seperti, SCO Unix, AIX, HP-UX, 
BSD386, window NT dll sampai perangkat lunak yang tersedia secara public
 domain (cuma-cuma) bahkan sebagian tersedia dengan source code-nya, 
seperti, Network Operating System (NOS) yang saat ini merupakan salah 
satu perangkat lunak utama yang digunakan di jaringan komputer 
Paguyuban, 386BSD (untuk BSD 4.3 di komputer mikro), Linux yang 
merupakan variasi Unix di PC.
 Berakar
 pada keterangan sekilas dari arsitektur jaringan komputer ini, kami 
akan mencoba membahas alternatif teknologi jaringan komputer dan 
persiapan yang perlu dilakukan untuk membangun jaringan komputer. 
Penekanan akan dilakukan pada teknologi yang tersedia di Indonesia. 
Beberapa teknologi bahkan tersedia secara cuma-cuma.
ALTERNATIF TEKNOLOGI JARINGAN KOMPUTER YANG DIKEMBANGKAN DI INDONESIA
 Selanjutnya
 kami mencoba untuk menjelaskan teknologi perangkat keras yang sudah 
mampu dibuat sendiri di Indonesia. Beberapa teknologi bahkan tersedia 
secara cuma-cuma. Kami menggunakan perangkat lunak Network Operating 
System (NOS) sebagai perangkat lunak utama yang digunakan untuk 
mengoperasikan komputer mikro sebagai switch TCP/IP.
 Secara
 umum teknologi perangkat keras paket radio, khususnya yang tersedia di 
Indonesia dapat kita bagi dalam beberapa alternatif, yaitu:
    •
 modem sederhana 1200bps.
    •
 Terminal Node Controller (TNC) [25].
    •
 modem FSK dan GMSK 9600bps.
    •
 Card HDLC di PC dan modem 64Kbps untuk sistem-sistem berkecepatan tinggi [26][27][28].
Mungkin
 perlu dicatat bahwa pembuatan perangkat packet radio berkecepatan 
64Kbps merupakan bagian dari Riset Unggulan Terpadu (RUT) yang sedang 
dilakukan dalam kerjasama ITB (KBK Jaringan Komputer PAU 
Mikroelektronika ITB) dan UGM (PUSKOM). Kami mentargetkan untuk 
mengimplementasikan teknologi packet radio kecepatan 64Kbps ini antara 
Jakarta - Jawa Barat - Jawa Tengah menggunakan dana RUT yang 
mudah-mudahan dapat terealisasi pada tahun 1996 mendatang. Hal ini 
diharapkan dapat menjadi terobosan di Indonesia khususnya dalam dunia 
jaringan komputer.
Modem Sederhana 1200bps
Gambar 8.
Stasiun paket radio sederhana yang dapat dibuat dengan biaya beberapa ratus ribu rupiah saja.
 Dalam
 gambar (8). diperlihatkan diagram blok sebuah stasiun paket radio 
sederhana menggunakan modem yang sangat sederhana. Modem tersebut 
menggunakan one-chip modem TCM3105. Rangkaian selebihnya hanyalah berupa
 level translator antara TTL dengan RS232 (+12V - -12V), dalam hal ini 
kami menggunakan solusi CMOS inverter yag dapat diperoleh dengan biaya 
sekitar Rp. 1.500,- sehingga dapat menekan biaya secara keseluruhan 
dibandingkan menggunakan solusi yang lebih praktis menggunakan TTL-RS232
 interface. Kristal yang digunakan adalah 4.4336MHz yang digunakan pada 
sinyal burts PAL sehingga sangat mudah diperoleh di Indonesia. Biaya 
keseluruhan modem sederhana ini sekitar Rp. 50.000-80.000,-. Rangkaian 
lengkap dari modem 1200bps sederhana ini dapat dilihat pada gambar (9). 
Modem ini telah diproduksi secara masal di Indonesia dan dapat diperoleh
 seharga sekitar Rp. 150.000,-. Yang perlu kita tambahkan pada komputer 
mikro yang kita gunakan hanyalah perangkat lunak packet driver AX25.COM 
yang merupakan program resident di komputer mikro yang bertugas untuk 
membentuk frame-frame AX.25. Di atas packet driver ini kita dapat 
menjalan perangkat lunak NOS TCP/IP yang menjadikan komputer mikro tsb 
sebagai sebuah switch dalam jaringan komputer TCP/IP. Tentunya kerja 
komputer mikro menjadi terbebani karena harus secara terus menerus 
memberikan servis untuk membentuk sinyal High Level Data Link Controller
 (HDLC). Alternatif ini dapat berjalan cukup baik menggunakan komputer 
mikro kelas 286 ke atas.

 
Gambar 9. Rangkaian modem sederhana 1200bps menggunakan one-chip modem TCM3105.
Node Packet Radio Menggunakan Terminal Node Controller (TNC)
Gambar 10. Set up stasiun paket radio yang umum digunakan, terdiri dari komputer, Terminal Node Controller dan radio.
 Dalam
 gambar (10). diperlihatkan diagram blok dari stasiun paket radio yang 
umumnya digunakan saat ini di Jaringan komputer Paguyuban. Peralatan 
inti yang digunakan adalah sebuah Terminal Node Controller (TNC) yang 
berisikan sistem minimum mikroprosesor umumnya menggunakan Z80 dan 
dilengkapi oleh modem 1200bps. Sistem minimum Z80 ini menjalankan fungsi
 High Level Data Link Controller (HDLC) sehingga sebagian besar kerja 
protokol lapisan link dapat dilaksanakan oleh sistem minimum Z80 
sehingga mengurangi beban komputer mikro yang harus menjalankan fungsi 
sebagai switch TCP/IP. Peralatan Terminal Node Controller ini cukup 
banyak dijual dipasaran Indonesia dengan harga yang berkisar antara Rp. 
500.000,- s/d Rp. 800.000,- per buah. Tentunya biaya yang dikeluarkan 
jika TNC tsb dibuat sendiri di Indonesia lebih rendah. Umumnya perangkat
 lunak Network Operating System (NOS) yang standard dibuat untuk 
menggunakan TNC sebagai interface ke WAN radio. Untuk keperluan ini 
telah dikembangkan protokol interface antara perangkat lunak NOS dengan 
perangkat TNC. Protokol ini dikenal sebagai Keep It Simple Stupid (KISS)
 [29].
Modem FSK dan GMSK 9600bps
 Memperhatikan
 kejenuhan jaringan packet radio yang saat ini berkembang terutama di 
Bandung, kami saat ini sedang aktif mengembangkan modem kecepatan tinggi
 berkecepatan 9600bps untuk solusi perantara sebelum modem berkecepatan 
56Kbps ke atas dapat dibuat di Indonesia.
 Modem
 FSK 9600bps yang dikembangkan, menggunakan EPROM untuk membangkitkan 
sinyal FSK yang dibutuhkan. Sampling sinyal berkecepatan 16 kali clock 
sinyal data yang dikirimkan. Recovery data / clock menggunakan EPROM 
untuk melakukan tracking kecepatan. Modem FSK 9600bps menerima informasi
 16 kali clock dari TNC. Sedang hasil recovery clock dikembalikan ke TNC
 untuk mensinkronkan kerja TNC dengan modem 9600bps. Jelas disini bahwa 
modem 9600bps ini cukup ditambahkan pada TNC untuk membuat TNC yang 
tadinya bekerja 1200bps menjadi kecepatan 9600bps.
 Modem
 Gaussian Minimum Shift Keying (GMSK) yang dikembangkan bertumpu pada 
standard Eropa. Modem ini bertumpu pada one-chip-modem MX589 yang 
sebetulnya mampu untuk bekerja antara 4000bps s/d 40Kbps. IC MX589 
sangat menguntungkan untuk digunakan karena pengguna cukup menambahkan 
beberapa rangkaian interface sederhana. Berbeda dengan modem FSK 9600bps
 di atas, modem GMSK 9600bps memberikan informasi clock baik clock 
sinyal yang dikirim maupun clock sinyal yang diterima ke arah perangkat 
HDLC. Modem GMSK 9600bps ini memang dirancang untuk operasi kecepatan 
tinggi menggunakan interface HDLC seperti yang digunakan pada perangkat 
packet radio berkecepatan tinggi 56Kbps yang akan diterangkan berikut 
ini.
Node Packet Radio Berkecepatan Tinggi 56Kbps
Gambar 11. Stasiun packet radio berkecepatan tinggi 56Kbps dengan 
peralatan High Level Data Link Controller Chip (HDLC) card di komputer 
mikro.
 Dalam
 gambar (11). diperlihatkan diagram blok dari stasiun paket radio 
berkecepatan tinggi 56Kbps yang saat ini sedang dalam proses 
pengembangan oleh tim ITB dan UGM. Secara umum perangkat lunak 56Kbps 
terdiri dari card High Level Data Link Controller (HDLC), modem 56Kbps 
yang bekerja pada 28MHz dan transverter dari 28MHz ke VHF atau UHF. Card
 HDLC yang kami rancang menggunakan Zilog Z8530 yang relatif murah 
tetapi handal. Di samping itu, di rencanakan agar Zilog Z8530 tsb. dapat
 melakukan transfer data langsung ke memory melalui fasilitas Direct 
Memory Access (DMA) sehingga mampu untuk digunakan sampai dengan 
kecepatan 250Kbps. Evaluasi dari prototipe card HDLC yang telah kami 
buat sendiri di ITB ternyata mampu untuk meningkatkan throughput 
pengiriman data pada kecepatan 250Kbps sekitar 40 kali sistem 
konvensional 1200bps dengan kenaikan biaya sebesar hanya 2 kali lipat. 
Hal ini akan sangat menguntungkan dari segi investasi peralatan karena 
akan sangat menekan biaya dengan performance yang sangat baik.

 
Gambar 12. Blok diagram rangkaian modulator MSK berkecepatan 56Kbps.
 Pada
 gambar (12) ditampilkan blok diagram rangkaian modulator Minimum Shift 
Keying (MSK) untuk bekerja pada kecepatan 56Kbps. Shift dari frekuensi 
secara presisi diatur 1/4 dari baud rate, sedang pergeseran fasa dari 
frekuensi sinyal pembawa sebesar 90 derajat setiap baud interval. 
Amplituda dijaga konstant bahkan lebih konstan daripada jika kita 
menggunakan PSK. Modulator dibangun menggunakan dua buah double balanced
 modulator MC1496. Salah satu modulator dikenal sebagai modulator "I" 
(in phase) sedang yang lain adalah modulator "Q" (quadratur). Frekuensi 
pembawa dibangkitkan oleh rangkaian oscillator yang beroperasi pada 
27-30MHz. Pembawa yang dimasukan ke modulator "Q" berbeda 90 derajat 
daripada pembawa yang dimasukan ke modulator "I". Waveform sinyal 
dibangkitkan oleh EPROM yang berisi digital state machine yang dimasukan
 ke dua buah digital-to-analog converter (DAC-08). Kemudian dimasukan ke
 low pass filter untuk menghilangkan frekuensi harmonik tinggi sebelum 
keluaran modulator "I" digabungkan dengan keluaran modulator "Q". Dengan
 cara ini kita dapat menghasilkan sinyal data yang stabil tanpa perlu 
khawatir kecepatan data yang dikirim. Sebetulnya pendekatan ini dapat 
digunakan untuk semua macam teknik modulasi karena sinyal waveform yang 
harus dikirim dapat diprogram kedalam waveform.
 Pada
 implementasi yang akan kami lakukan, kami merencanakan untuk 
menggunakan sebuah tracking data detector untuk mendemodulasi data yang 
dikirim menggunakan MSK. Tentunya ada alternatif implementasi lainnya 
yang mungkin kita gunakan untuk mendemodulasi data yang yang dikirim 
tsb, seperti costas loop. Kerugian utama digunakannya solusi costas loop
 adalah karena kompleksitas rangkaian dan lambatnya locking time yang 
dibutuhkan. Akan tetapi costas loop mempunyai keuntungan terutama untuk 
melawan S/N yang rendah. Hal ini lebih baik dibandingkan menggunakan 
quadratur detector yang akan diterangkan dibawah ini.
Gambar 13. Blok diagram rangkaian demodulator MSK 56Kbps.
 Pada
 implementasi demodulator 56Kbps, kami menggunakan detector quadratur 
menggunakan MC3359 yang dibantu oleh tracking data detector. Tracking 
data detector pada dasarnya sebuah analog komparator yang mempunyai 
tegangan ambang diantara nilai "0" dan "1". Untuk menjamin jumlah "0" 
dan "1" dalam data yang dikirim seimbang, digunakan rangkaian scrambler 
yang dapat dibangun menggunaan shift register dan dua buah XOR gate. 
Seluruh rangkaian demodulator di atur clock-nya menggunakan rangkaian 
Phase Lock Loop (PLL) dengan mengambil input data yang masuk untuk 
mengunci frekuensi yang dihasilkan oleh Voltage Control Oscillator (VCO)
 dalam PLL. Untuk jelasnya, dapat kita lihat blok diagram rangkaian 
demodulator pada gambar (12).
 Berbeda
 dengan perangkat node packet radio berkecepatan rendah yang dapat 
dibangun menggunakan peralatan radio yang ada di pasaran, untuk 
perangkat radio berkecepatan tinggi kita harus membuat sendiri 
menggunakan rangkaian transverter yang mempunyai bandwidth lebar. 
Rangkaian transverter relatif sangat sederhana dibandingkan rangkaian 
lainnya apalagi dengan tersedianya Monolithics Microwave Integrated 
Circuit (MMIC) dipasaran bebas dengan harga yang sangat murah. Fungsi 
transverter adalah untuk mentranslasikan frekuensi operasi modem 56Kbps 
dari 28MHz ke frekuensi operasi sebenarnya di VHF atau UHF. Isi 
transverter hanya berupa:
  •
 Rangkaian oscillator.
  •
 Dua buah mixer (balanced modulator)
  •
 Driver dan power amplifier (PA).
  •
 Low Noise Amplifier (LNA).
Dalam
 implementasi transverter ini kami merencanakan untuk banyak menggunakan
 MMIC dan Hybrid PA untuk RF yang banyak dipasaran. Mungkin perlu 
dicatat bahwa kami di PAU Mikroelektronika ITB saat ini tengah aktif 
melakukan penelitian dengan dana dari RUT untuk membuat sendiri 
rangkaian terintegrasi (IC) baik MMIC maupun IC hybrid RF power 
amplifier menggunakan fasilitas yang ada di PAU Mikroelektronika ITB.
APLIKASI JARINGAN KOMPUTER
 Pertanyaan
 yang sering dilontarkan tentang jaringan Paguyuban ini, antara lain 
adalah - apa keuntungan / kegunaan utama jaringan ini? Untuk menjawab 
pertanyaan jenis ini ada baiknya kita membahas sedikit tentang berbagai 
"tool" aplikasi yang tersedia dan banyak digunakan dalam jaringan 
komputer (termasuk jaringan komputer Paguyuban), antara lain:
Received: from MAILQUEUE by SYSTEM (Mercury 1.12); Mon, 27 Feb 95 10:31:58 +0700
Return‑path: <survo.unescap@un.org>
From: <survo.unescap@un.org>
Received: from mail‑in.un.org(157.150.191.1) by internet.un.org via smap (V1.3)
    id sma018449; Sun Feb 26 21:16:38 1995
Date: Mon, 27 Feb 95 09:19:09 EST
Message‑Id: <9501267938.AA793862312@mail‑in.un.org>
To: yc1dav@system.paume.itb.ac.id
Subject: Let's meet in Bangkok
    Dear Onno,
    Thanks a lot for your response to my inquiry on Indonesian IT
    development in the public sector.  Thanks also for the status report,
    which I read with great interest.
    I would indeed like to meet with you while you are in Bangkok on 14‑16
    March.  Can you come and visit our office on any of those days?  ESCAP
    is located in the United Nations Building at Rajadamnern Nok Avenue,
    Bangkok 10200.  We are on 8th floor (Statistics Division) of the main
    building.  Our office hours are from 7 (yes, seven) to 15.15, but
    anything before 4 pm. will be OK for me at least.   My direct number is
    2881649.  There is security downstairs, so you need some kind of ID
    with you.   I'll be particularly busy during that time as the team of
    developers for the ESCAP statistical info system will be in. (I'm
    coordinating that development).  But I'll definitely make myself
    available to discuss with you.  I'll also check with my colleagues if
    some of them will be available.
    Neither your hotel nor your local contact are too far from here so you
    don't need to experience too much of the horrendous commuting.
    Looking forward to meeting you.   Ilpo.
Contoh E-mail yang penulis terima dari kantor United Nation di Bangkok Thailand.
   •
 Surat
 elektronik (E-mail), yang merupakan alternatif aplikasi untuk 
mengirimkan surat secara elektronik menggunakan komputer sehingga jauh 
lebih cepat dan effisien dibandingkan jasa Pos maupun FAX. Di samping 
itu, keberadaan fasilitas surat elektronik dapat mempercepat proses 
interaksi antar lembaga karena tidak melalui birokrasi surat yang 
berbelit-belit.
 Sebagai
 contoh, penulis melampirkan sebuah diskusi antara penulis dengan Bapak 
Ilvo seorang pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang bermarkas di 
Bangkok. Inti dari sebuah elektronik mail adalah:
   m
 From:
   m
 To:
   m
 Subject:
   m
 isi berita
 From: berisi informasi alamat si pengirim surat elektronik tersebut. Perhatikan format yang digunakan umumnya:
  user@nama_mesin
 nama mesin yang digunakan menggunakan aturan / standard yang telah disepakati bersama di jaringan komputer, sebagai contoh:
  itb.ac.id
 adalah
 mesin-mesin di ITB, sebagai lembaga academic (ac) & berkedudukan di
 Indonesia (id). Sedang United Nation menggunakan nama mesin yang lain 
yaitu:
  un.org
 menunjukan
 bahwa mesin tersebut milik United Nation (un) sebagai lembaga / 
organisasi (org) yang tidak bernaung di bawah apa-apa.
 To: berisikan alamat tujuan dari surat elektronik tersebut. Dalam e-mail di atas di tujukan ke alamat penulis di itb.ac.id.
 Subject:
 berisikan subject / perihal berita yang dikirim. Hal ini untuk 
memudahkan si penerima berita untuk memilih berita mana yang perlu 
didahulukan / yang sifatnya mendesak dan berita mana yang tidak 
mendesak.
 isi
 berita, berbeda dengan surat tertulis biasa - dalam dunia electronic 
sifat surat sangat santai & lebih bersifat sangat informal. Di 
samping itu, banyak fasilitas-fasilitas lain yang tidak ada dalam surat 
biasa seperti kemungkinan untuk mengedit ulang surat yang diterima untuk
 dimasukan ke balasan surat. Hal-hal ini sangat berguna dalam diskusi 
elektronik.
   •
 Pengiriman
 / transfer file, fasilitas pengiriman berkas elektronik. Berkas yang 
dikirim dapat berupa program-program komputer maupun tulisan dalam 
format yang digunakan oleh program pemroses kata. Hal ini sangat 
membantu dalam mempermudah pekerjaan terutama dalam pengiriman laporan /
 proposal maupun hasil kerja berupa perangkat lunak / disain dalam media
 elektronik. Di samping itu, beberapa pusat aktifitas jaringan komputer 
Paguyuban sedang menyiapkan pusat data yang cukup besar yang bisa 
diakses melalui jaringan komputer, seperti:
   m
 IPTEK-NET - fasilitas data base penelitian di Indonesia.
   m
 PDII LIPI - fasilitas data base.
   m
 PAU Mikroelektronika ITB - CD-ROM dan harddisk 1.2Gbyte.
   m
 PUSILKOM-UI - CD-ROM.
   •
 Diskusi
 / konferensi elektronik, merupakan media konferensi yang dapat 
dilakukan secara terus-menerus tanpa terikat pada dimensi ruang dan 
waktu sehingga sangat effektif untuk penggunaan sebagai media transfer 
teknologi, pendidikan jarak jauh, koordinasi antar lembaga, koordinasi 
pengembangan wilayah yang melibatkan banyak orang sekaligus yang 
tersebar dalam wilayah yang sangat luas. Saat ini ada beberapa diskusi 
elektronik yang cukup aktif dijalankan di jaringan komputer Paguyuban, 
antara lain:
   m
 id.pau.mikro
 merupakan
 kelompok diskusi para karyasiswa Indonesia di luar negeri yang 
mengkhususkan diri pada masalah mikroelektronika & komputer.
   m
 id.net.sysop
 kelompok
 diskusi elektronik aktifis jaringan komputer Paguyuban tentang masalah 
teknologi jaringan komputer maupun koordinasi operasinal jaringan.
   m
 id.itb
  kelompok diskusi elektronik masyarakat ITB, baik alumni maupun masyarakat kampus ITB.
   m
 id.net.tcp
 kelompok
 diskusi elektronik di InterNet yang berpusat di tcp-group@ucsd.edu - 
dalam kelompok diskusi ini kita banyak belajar tentang perkembangan 
teknologi jaringan komputer khususnya yang berorientasi menggunakan 
teknologi packet radio.
   •
 Fasilitas
 untuk remote login, memungkinkan untuk menggunakan mesin-mesin komputer
 yang berada pada lokasi yang jauh. Hal ini akan sangat menguntungkan 
jika diperlukan akses ke komputer-komputer yang mempunyai spesifikasi 
khusus yang sangat jarang di Indonesia. Sebagai gambaran, misalnya BPPT /
 IPTN mempunyai super komputer Cray maka para peneliti / pengguna Cray 
di luar jawa tidak perlu menghabiskan biaya perjalanan ke Jakarta atau 
Bandung hanya untuk menggunakan mesin Cray tsb. Hal ini akan sangat 
menghemat waktu maupun biaya.
   •
 Basis
 data yang terdistribusi, merupakan program aplikasi yang memungkinkan 
untuk mengkoordinasikan basis data yang tersebar diberbagai instansi / 
komputer sehingga mudah sekali bagi pengguna jaringan dalam mencari 
informasi / data. Keseluruhan proses dijalankan secara otomatis dan 
transparan bagi pengguna jaringan, sehingga sangat memudahkan operasi 
basis data terdistribusi tsb. Fasilitas ini sedang diaktifkan 
menggunakan program Gopher & Hyper Text Transport Protocol (HTTP), 
yang antara lain di operasikan di IPTEK-NET (BPPT), lingkungan ITB, 
lingkungan PDII-LIPI.
Berdasarkan "tool" yang dijelaskan diatas, 
dapat diturunkan beberapa aplikasi jaringan komputer Paguyuban yang saat
 ini sedang berjalan secara aktif, antara lain:
WELCOME TO
ITB CNRG COMPUTER NETWORK
A Glimpse on ITB
The
 main ITB campus is located on a 28 acre land at Jalan Ganesha 10, 
Bandung 40132. A 4.2 acre sport activity center at Lebak Siliwangi next 
to the main ITB campus is available for ITB. ITB is supported by a total
 of 1,073 educational staffs with 7% Full Proffesors, 58% Associate and 
35% Assistant. About 30% holding Ph.D degree, 20% Master degree and 50% 
holding bachelor degree.
ITB Networking Capacity
ITB‑Net is a 
the largest self‑supporting network ever implemented within one 
institution / university in Indonesia. Most of the funding is obtained 
from individual and departmental funding within ITB. The total user of 
ITB‑Net is reaching 1,700 users. Mostly connected via slow 1200bps radio
 network. However, a significant effort to integrate the campus network 
via 10Mbps thick ethernet network is currently performed by the 
Electrical Engineering Department at ITB.
ITB‑Net services include:
  •
 E‑mail servers (very typical).
  •
 WWW Servers
  •
 Gopher Servers
  •
 FTP Servers
Main
 networking activities in Campus are supported by The Computer Network 
Research Group at Inter University Center on Microelectronics and the 
Department of Electrical Engineering.
Research Activities
Research
 funding at ITB is in the order of 9.7 Billion rupiah for 180 research 
topics. Source of funding 14% from government, 30% private companies and
 56% government owned companies. Research topics composition 23% in 
telecommunication, 18% in oil, 18% in natural resources, 8% in geology 
and mining, 8% in transportation, 8% in aeronautics and space, 5% in 
recycling.
Contoh Home-Page HTTP server yang dijalankan di jaringan komputer ITB.
  •
 Adanya
 kecenderungan penggunaan jaringan komputer khususnya yang melibatkan 
berbagai instansi / lembaga dalam wilayah yang sangat luas terutama 
memudahkan interaksi secara personal dan tidak dibebani oleh birokrasi 
yang sering kita dapati diberbagai lembaga / instansi yang ada.
  •
 Adanya
 usaha yang sistematis sedang berjalan dengan pesat untuk melakukan 
transfer teknologi yang di bantu oleh rekan-rekan karyasiswa Indonesia 
yang sedang belajar di luar negeri melalui jaringan komputer InterNet.
  •
 Usaha
 yang sistematis dalam membentuk industri kecil / menengah untuk 
menunjang penyediaan peralatan maupun SDM bagi pengembangan lebih lanjut
 jaringan komputer Paguyuban. Hal ini sangat penting & strategis 
terutama untuk melepaskan ketergantungan Paguyuban Network pada 
perangkat dari luar negeri.
WELCOME TO
THE INTER UNIVERSITY CENTER ON MICROELECTRONICS
IUC Microelectronics
Institute of Technology Bandung
Bandung 40132, Indonesia
Tel: 62‑22 250‑6280
FAX: 62‑22 250‑6280, 250‑5442
InterNet: iuc‑me@itbgtw.itb.ac.id
Establish
 in 1986, the Inter University Center on Microelectronics (IUC‑ME) has 
become one of the leading center on Microelectronics in Indonesia. 
IUC‑ME is the center for academic activities, including, training, 
research, development & education, on microelectronics intended 
for university lecturers, researchers and technical persons from the 
Indonesian industries. Our major objective is to produce human resources
 to back‑up Indonesia's Microelectronics industries including to elevate
 the educational level in the undergraduate (S1) and graduate (S2 and 
S3) programs in electrical engineering, especially, in electronics / 
microelectronics and its related fields.
The center is gradually 
equipped with the required personnel, laboratory equipments and other 
supporting facilities. Furnished with fully equipped two class 10.000 
clean room for IC processing as well as access to 1.2 micron gate array 
technology, the Microelectronics education program is performed at the 
IUC‑Microelectronics. Researchers and students can access at least 15 
Unix workstations and numerous PC connected to the local network with 24
 hour InterNet access. Various software both commercial as well as 
educational software for microelectronics are utilized to expose the 
students to various aspects of Microelectronics.
With the support
 from 27 full time staff members, of which 12 staffs have a Ph.D degree 
in various Microelectronics areas and 4 others is completing their Ph.D 
degree, the research and academic activities are conducted at the 
IUC‑Microelectronics.
The IUC is also intended to support the 
development of the electronics industries and other related industries 
in Indonesia. In 1994, the research expenditure is in the order of US$ 
400.000 / year in various Microelectronics and Information Technology 
areas. With most of the research grants are coming from the advanced and
 highly competitive research programs sponsored by Indonesian National 
Research Council. These research activities have been conducted in 
conjunction with our Microelectronics graduate program with a student 
body of 35 students mainly at Master level with a rate of 15 students / 
year. Some of the reseach results have been published in various 
journals and conferences as well as in the form of teaching materials.
Bentuk tampilan dari home page IUC Microelectronics ITB
Usaha-usaha di atas saat ini telah menampakan hasilnya dengan berkembangnya jaringan komputer di Indonesia.
LEBIH LANJUT TENTANG APLIKASI DATABASE
 Pada
 kesempatan ini akan dicoba di jelaskan bentuk tampilan maupun cara 
membuat dari database dalam jaringan komputer menggunakan Hyper Text 
untuk membangun sebuah database yang saling berhubungan satu dengan 
lainnya.
 Bentuk
 keluaran dari database tersebut sudah sangat user-friendly, tampak pada
 lampiran teks di atas adalah home page ITB yang di akses melalui HTTP 
server di www.ee.itb.ac.id. Tampak pada lampiran text tersebut ada 
beberapa kumpulan kata-kata yang menggunakan huruf italic. Hal ini 
menandakan bahwa ada informasi tambahan yang dapat diperoleh dengan cara
 memindahkan kursor ke huruf italic yang ada untuk kemudian meng-"click"
 huruf italic tersebut.
 Misalkan
 kita memilih untuk melihat lebih lanjut informasi tentang Inter 
University Center on Microelectronics maka akan dikirimkan informasi 
lebih lanjut yang berisi seperti pada teks selanjutnya. Terlihat bahwa 
bentuk database yang dibangun sebetulnya sederhana dan bertingkat, 
bahkan lebih menyerupai sebuah bacaan dimana si pemakai jaringan dapat 
bermain-main dengan informasi yang ada. Akhirnya timbul istilah-istilah 
seperti information navigation dimana si pemakai perlu melakukan 
navigasi informasi dalam jaringan World Wide Web.
<HTML>
<HEAD>
<TITLE>
WELCOME TO
THE INTER UNIVERSITY CENTER ON MICROELECTRONICS
</TITLE>
</HEAD>
<BODY>
<P>
Establish
 in 1986, the Inter University Center on Microelectronics (IUC‑ME) has 
become one of the leading center on Microelectronics in Indonesia. 
IUC‑ME is the center for academic activities, including, training, 
research, development & education, on microelectronics intended 
for university lecturers, researchers and technical persons from the 
Indonesian industries. <A 
HREF="http://www.ee.itb.ac.id/me_obj.html"> Our major 
objective</A> is to produce human resources to back‑up Indonesia's
 Microelectronics industries including to elevate the educational level 
in the undergraduate (S1) and graduate (S2 and S3) programs in 
electrical engineering, especially, in electronics / microelectronics 
and its related fields.<P>
<P>
The center is gradually
 equipped with the required personnel, laboratory equipments and other 
supporting <A HREF="http://www.ee.itb.ac.id/me_equip.html"> 
facilities. </A> Furnished with fully equipped two class 10.000 
clean room for IC processing as well as access to 1.2 micron gate array 
technology, the Microelectronics education program is performed at the 
IUC‑Microelectronics. Researchers and students can access at least 15 
Unix workstations and numerous PC connected to the local network with 24
 hour InterNet access. Various software both commercial as well as 
educational software for microelectronics are utilized to expose the 
students to various aspects of Microelectronics.<P>
<P>
With
 the support from 27 full time <A 
HREF="http://www.ee.itb.ac.id/me_staff.html"> staff members 
</A>, of which 12 staffs have a Ph.D degree in various 
Microelectronics areas and 4 others is completing their Ph.D degree, the
 <A HREF="http://www.ee.itb.ac.id/me_res.html"> research</A>
 and <A HREF="http://www.ee.itb.ac.id/me_ac.html"> academic 
activities</A> are conducted at the IUC‑Microelectronics.<P>
<P>
The
 IUC is also intended to support the development of the electronics 
industries and other related industries in Indonesia. In 1994, the 
research expenditure is in the order of US$ 400.000 / year in various 
Microelectronics and Information Technology areas. With most of the 
research grants are coming from the advanced and highly competitive 
research programs sponsored by Indonesian National Research Council. 
These <A HREF="http://www.ee.itb.ac.id/me_res.html"> research 
activities</A> have been conducted in conjunction with our 
Microelectronics graduate program with a student body of 35 students 
mainly at Master level with a rate of 15 students / year. Some of the 
<A HREF="http://www.ee.itb.ac.id/me_paper.html"> reseach results 
have been published</A> in various journals and conferences as 
well as in the form of teaching materials.
</BODY>
</HTML>
Input file HTMP untuk home page IUC ME ITB
 Terlihat
 bahwa informasi yang diletakan dalam setiap halaman mungkin mengacu 
pada informasi lainnya yang menjelaskan lebih rinci tentang berbagai 
subjek yang ada dalam halaman sebelumnya. Jadi bentuk tampilan umumnya 
berbentuk tree (pohon). Ujung bawah dari pohon infomasi tersebut 
biasanya di sebut sebagai home page dimana umumnya merupakan informasi 
yang bersifat umum dan merupakan index utama dari seluruh informasi yang
 ada. Hal ini belum terlihat dengan jelas pada home page ITB akan tetapi
 hal ini sudah tampak cukup jelas pada home page IUC Microelectronics 
ITB yang mencakup sebagian besar profil / informasi yang ada di IUC 
Microelectronics ITB karena kebetulan penulis sendiri yang membuat untuk
 www.ee.itb.ac.id. Dari home page IUC Microelectronics ITB kita bisa 
melakukan navigasi untuk melihat lebih lanjut tentang berbagai hal 
seperti:
  •
 profil staff / peneliti IUC Microelectronics ITB.
  •
 penelitian yang dilakukan di IUC Microelectronics ITB.
  •
 Berbagai aktifitas akademik di IUC Microelectronics ITB.
  •
 paper yang dipublikasi oleh para peneliti di IUC Microelectronics ITB.
  •
 Objectif dan misi yang di emban oleh IUC Microelectronics ITB.
Selanjutnya
 kita dapat melihat informasi yang lebih detail lagi mengenai berbagai 
hal yang di jelaskan di atas tentang IUC Microelectronics ITB. Seluruh 
proses berjalan dengan mudah dan cepat karena kita bekerja di bantu 
dengan mouse dalam lingkungan window.
 Setiap
 kali kita memilih untuk mencari informasi yang lebih detail sebetulnya 
dalam lingkungan Hyper Text kita akan mengambil file Hyper Text yang 
lainnya, file-file tersebut belum tentu tersimpan dalam satu komputer 
yang sama - bukan mustahil file-file tersebut disimpan dalam komputer di
 belahan dunia lainnya, seperti di Amerika, di Eropa, di Jepang. Seluruh
 proses betul-betul transparan bagi para pemakai jaringan komputer, 
artinya pemakai tidak perlu mengetahui di mana informasi sebetulnya di 
simpan - akan tetapi dapat berjalan-jalan dari database yang satu ke 
database yang lain (yang mungkin terpisah jarak ribuan kilometer) dengan
 mudahnya.
 Karena
 kita harus mengantisipasi proses globalisasi informasi di atas, 
barangkali para pembaca memperhatikan bahwa seluruh informasi yang kami 
buat dalam server World Wide Web (WWW) di www.ee.itb.ac.id seluruhnya 
dalam bahasa Inggris. Secara tidak langsung, sebetulnya kami melakukan 
proses marketing dari hasil-hasil penelitian di IUC Microelectronics ITB
 maupun menjelaskan pada para pemakai jaringan tentang profil staff 
maupun aktifitas yang ada di IUC Microelectronics ITB ke dunia 
international. Terus terang hal ini merupakan tantangan paling besar 
yang dihadapi oleh IUC Microelectronics ITB karena sukar sekali bagi 
dunia Microelectronics di Indonesia untuk hidup kecuali memasuki dunia 
internasional dan bekerjasama dengan berbagai lembaga internasional.
 Selanjutnya
 mari kita bahas secara singkat cara membuat file-file informasi untuk 
server-server World Wide Web (WWW) tersebut. Input file yang digunakan 
sebetulnya adalah file-file teks ASCII biasa. Untuk memperoleh kemampuan
 maksimum dari WWW server ada baiknya kita menggunakan bahasa Hyper Text
 Markup Language (HTML). Untuk lebih jelasnya, mari kita lihat input 
file untuk home page IUC Microelectronics ITB yang kami tayangkan di 
atas. Secara umum sebuah input file HTML harus menggunakan format:
 <HTML>
  <HEAD>
   <TITLE>
   ........ judul dari file .......
   <\TITLE>
  <\HEAD>
  <BODY>
  .......... disini isi dari file HTML .....
  <\BODY>
 <\HTML>
Kata-kata
 <HTML> di tujukan untuk mengaktifkan program bahwa bahasa yang 
digunakan adalah Hyper Text Markup Language (HTML). Untuk melakukan 
referensi ke informasi lainnya menggunakan perintah:
 <A HREF="..... lokasi informasi ...." informasi lain <A>
Dimana
 kata-kata informasi lain akan tampil dalam huruf italic yang nantinya 
siap menerima "clik" mouse si pemakai jaringan. Jika pemakai jaringan 
memilih untuk meng-"click" huruf italic tersebut, maka program akan 
berusaha untuk mengambil file yang ditunjukan oleh 
"...lokasi_informasi..." tersebut. Bentuk lokasi informasi dapat berupa 
referensi sebagai berikut:
 http:\\www.ee.itb.ac.id\me_ac.html
yang menunjukan bahwa:
  •
 Protokol yang digunakan adalah HTTP (Hyper Text Transfer Protocol)
  •
 Mesin yang perlu dihubungi adalah www.ee.itb.ac.id
  •
 File yang perlu di ambil adalah me_ac.html
File me_ac.html berbentuk ASCII yang dapat di edit menggunakan editor komputer biasa.
 Tentunya
 protocol yang digunakan bisa saja bukan HTTP, misalnya jika kita 
melakukan referensi kepada kemampuan untuk melakukan transfer file, kita
 dapat menggunakan protocol FTP (File Transfer Protocol) untuk 
memungkinkan pengguna melakukan transfer file, misalnya, file-file 
hasil-hasil penelitian.
 Kemampuan
 dari HTML cukup luas, selain dari apa yang diterangkan secara sepintas 
di atas kemampuan lain yang barangkali akan menarik bagi banyak pemakai 
jaringan adalah kemampun untuk melakukan transfer dan menampilkan gambar
 dan suara di samping tampilan teks biasa, hal ini memungkinkan sebuah 
HTTP server menjadi multi media database. File-file gambar yang di 
transmisikan dapat menggunakan format GIF atau TIFF yang merupakan 
format umum digunakan komputer. Bahkan peralatan scanner yang umum ada 
di pasaran saat ini cukup mudah untuk memproduksi gambar / file dalam 
format GIF dan TIFF sehingga cukup mudah bagi kita untuk membangun 
sebuah HTTP server multi media.
 Memang
 harus kita akui bahwa dengan adanya fasilitas yang demikian canggih 
akan memudahkan para pemakai jaringan untuk melakuka navigasi informasi,
 akan tetapi seseorang harus duduk di hadapan komputer dan mengisikan 
informasi yang tersebut di dalam HTTP server. Spesifikasi orang yang 
mampu mengisi HTTP server sebetulnya tidak banyak, tetapi cukup:
  •
 Mampu berbahasa inggris dengan baik.
  •
 Mempunyai wawasan yang cukup tentang informasi yang akan di isikan ke HTTP server.
  •
 Mampu untuk berfikir kreatif dan memilah-milah informasi berdasarkan stratanya.
  •
 Mau duduk berjam-jam di depan komputer dan menuliskan informasi yang dibutuhkan.
Kami
 sangat berharap para pustakawan dapat melakukan hal-hal ini di 
sela-sela waktu kerjanya di perpustakaan. Jika fasilitas yang ada di 
perpustakaan-perpustakaan yang ada di Indonesia belum memungkinkan untuk
 membangun HTTP server, kami (CNRG ITB) bersedia mengorbankan sebagian 
tempat yang ada di HTTP server yang kami bangun untuk tempat penyimpanan
 sementara informasi yang telah dibuat oleh para pustakawan di 
Indonesia. Hanya dengan cara ini, kita dapat mempublikasikan hasil-hasil
 / kemampuan yang ada di Indonesia ke dunia internasional.
CONTOH KONSEP PENGGUNAAN JARINGAN KOMPUTER DALAM PEMBANGUNAN
 Konsep
 yang kami pikirkan untuk membangun sistem perekonomian berbasis 
jaringan komputer adalah dengan menggunakan informasi semaksimal mungkin
 untuk membangun masyarakat atas inisiatif masyarakat itu sendiri yang 
bertumpu pada pranata ekonomi yang ada. Pendekatan ini diharapkan agar 
dapat menjamin kesinambungan perkembangan sistem maupun perekonomian 
tersebut. Konsep ini bertumpu pada pengembangan wilayah yang bertumpu 
pada masyarakat itu sendiri. Secara konseptual sistem informasi berbasis
 jaringan komputer khususnya yang berkaitan dengan pengembangan wilayah /
 masyarakat dapat kita pandang dari dua arah / pendekatan, yaitu:
  •
 Pendekatan struktural.
  •
 Pendekatan fungsional.
Gambar 14. Konsep sistem informasi berbasis jaringan komputer.
 Secara
 struktur kita dapat melihat sebuah sistem informasi berbasis jaringan 
komputer secara berlapis. Lapisan konseptual lapisan sistem informasi 
berbasis jaringan komputer dapat dilihat pada gambar. Secara umum dapat 
kita bagi dalam empat lapisan utama, yaitu:
  •
 Lapisan fisik berupa peralatan komputer yang terkait dalam sebuah jaringan komputer.
  •
 Lapisan perangkat lunak aplikasi penunjang, dapat berupa dBase, spread sheet dll.
  •
 Lapisan aplikasi sistem informasi, seperti Geographics Information System (GIS), Management Information System (MIS).
  •
 Lapisan
 konseptual berupa Sistem Informasi Eksekutif (SIE) dan/atau Expert 
System (ES) untuk mempercepat proses pengambilan keputusan & 
kebijaksanaan.
 Umumnya
 pengambil kebijaksanaan atau praktisi lapangan di Indonesia sudah cukup
 mahir untuk menguasai teknik-teknik pada dua lapisan teratas dalam 
konsep sistem informasi yang mengkaitkan wilayah luas. Akan tetapi masih
 perlu banyak pemikiran / usaha untuk mengintegrasikan kedua lapisan 
aplikasi dan konseptual diatas dengan lapisan fisik jaringan komputer 
yang memungkinkan efisiensi pengembangan sistem informasi yang meliputi 
wilayah luas tanpa perlu terikat secara fisik pada dimensi ruang dan 
waktu. Bayangkan bahwa seorang perencana pembangunan, investor, bankir 
di Indonesia cukup dengan menekan sebuah tombol komputer dapat langsung 
mengetahui kondisi perekonomian dalam wilayah yang luas yang selalu 
ter-audit dan di up-date setiap hari. Tentunya hal yang dibayangkan tadi
 masih jauh dari kenyataan, akan tetapi beberapa usaha sistematis untuk 
melakukan integrasi sistem informasi, seperti, GIS dan MIS, dengan 
jaringan komputer sedang dilakukan dengan kerjasama multi-disiplin, 
antara lain oleh, PPLH-ITB, PAU Mikroelektronika ITB.

 
Gambar 15. Strata informasi dalam kaitan pengambilan keputusan / operasional.
 Strata
 informasi perlu diperhatikan secara seksama dalam implementasi konsep 
ini. Ada informasi-informasi tingkat lokal yang sifatnya operasional / 
tactical yang tidak terlalu berpengaruh pada kebijaksanaan tingkat 
regional maupun nasional. Jadi topologi fisik jaringan perlu dipikirkan 
untuk disesuaikan dengan strata informasi yang dibutuhkan. Pada umumnya,
 kepadatan arus informasi akan cukup padat pada strata lokal, pada 
tingkat yang lebih tinggi arus informasi relatif lebih rendah 
dibandingkan tingkat yang dibawahnya karena adanya proses filtering 
terhadap informasi tingkat lokal sehingga hanya informasi-informasi yang
 sangat berpengaruh terhadap kebijaksanaan tingkat regional / nasional 
yang perlu ditransmisikan pada jaringan tulang punggung tingkat regional
 / nasional. Strata informasi ini dapat dilihat sebagai sebuah segitiga 
informasi pada gambar. Untuk lebih membumikan konsep di atas, ada 
baiknya dibahas secara lebih rinci contoh aplikasi lapangan yang sedang 
berjalan saat ini.
 Aplikasi
 jaringan komputer yang akan diketengahkan pada kesempatan ini adalah 
konsep penggunaan jaringan komputer untuk mengkaitkan sistem koperasi 
untuk menumpu sistem perekonomian. Pada kesempatan ini, kami akan 
mencoba mengangkat tujuan / fungsi sebuah sistem informasi untuk 
mencapai pemerataan pendapatan dalam sebuah masyarakat [1]. Kondisi ini 
mungkin dicapai dengan menyempitkan berbagai jurang sosial-ekonomi yang 
ada, seperti yang tampak dengan jelas saat ini adanya perbedaan tingkat 
sosial, ekonomi maupun pendidikan antar wilayah di Indonesia. Sayangnya,
 acuan keberhasilan pembangunan yang umum dipakai, seperti GNP, sifatnya
 sangat global yang akhirnya cenderung untuk mengadopsi berbagai 
kebijaksanaan yang bersifat memaksimalkan hasil produksi dan pemasaran 
secara nasional. Hal tsb. diatas secara tidak langsung menyembunyikan 
berbagai permasalahan sosial-ekonomi pada tingkat keluarga, wilayah 
maupun sektor informal. Pada kesempatan ini kami mencoba membahas sebuah
 pemikiran untuk mengaplikasikan jaringan komputer / sistem informasi 
untuk pembangunan masyarakat pedesaan [1]. Konsep ini diharapkan tidak 
hanya mengacu para referensi-referensi global seperti GNP tetapi juga 
pada refensi-referensi lokal pada tingkat keluarga yang dibantu dengan 
adanya informasi yang direkam oleh keberadaan jaringan komputer. 
Tentunya pemikiran ini tidak hanya terbatas pada pengembangan pedesaan 
tapi dapat ditranslasikan pada penggunaan lainnya seperti pembangunan 
industri kecil / menengah maupun SDM pada tingkat D1-D3. Konsep ini 
pengembangan wilayah pedesaan berbasis sistem informasi yang 
ditumpangkan pada jaringan pra-koreasi simpan-pinjam sedang dalam proses
 implementasi di daerah Jasinga, Jawa Barat dengan dimotori oleh Prof. 
Hasan Poerbo, PPLH-ITB.
 Bagaimana kemungkinan implementasi konsep diatas? Dua hal yang cukup menentukan dalam implementasi konsep diatas, yaitu:
   •
 pembiayaan proses yang berjalan
   •
 pemilihan teknologi informasi yang tepat
Institusi
 ekonomi tingkat pedesaan seperti pra-koperasi simpan pinjam mempunyai 
potensi yang cukup besar dalam mengatasi berbagai permasalahan ekonomi 
regional yang ada. Agar sistem (jaringan informasi untuk pengembangan 
wilayah pedesaan) tidak tergantung dari atas, pembiayaan sistem yang 
disarankan dapat langsung diperoleh dari assosiasi pra-koperasi itu 
sendiri dengan memakai "bunga" pinjaman sebagai modal. Tentunya 
dibutuhkan jumlah anggota minimal dalam pra-koperasi ini (misalnya 25 
kepala keluarga) agar dapat tetap hidup tanpa perlu bantuan dari luar. 
Sebuah assosiasi pra-koperasi dengan anggota 20-30 pra-koperasi cukup 
mudah menyediakan dana sebesar 4-6 juta rupiah per-tahun untuk membiayai
 sistem informasi antar pra-koperasi.
 Pemilihan
 teknologi informasi sangat tergantung pada kondisi masyarakat yang ada.
 Kondisi pedesaan yang ada tampaknya tidak memungkinkan untuk 
menggunakan komputer mikro (laptop) di tingkat pra-koperasi. Akan tetapi
 cukup mudah bagi kita untuk mendidik lulusan sekolah menengah di 
pedesaan untuk mengoperasikan sebuah komputer laptop. Sebuah komputer 
laptop dapat diperoleh dengan dana sebesar 1.5-2 juta rupiah, sisa dana 
dapat digunakan untuk biaya operasi bagi operator tamatan sekolah 
menengah ini untuk berkeliling ke pra-koperasi serta mengumpulkan data 
setiap bulan. Dalam assosiasi pra-koperasi tingkat kecamatan atau 
kabupaten jaringan informasi dapat dilakukan dengan menggunakan 
teknologi yang relatif lebih canggih seperti menggunakan teknologi 
jaringan komputer menggunakan radio (paket radio) [2][3].
 Bayangkan
 apa yang mungkin kita peroleh dengan mengkaitkan dengan informasi yang 
ada pada proses simpan pinjam pada institusi ekonomi tingkat pedesaan 
seperti pra-koperasi simpan pinjam, misalnya:
  •
 Informasi
 yang ada dapat berupa penghasilan yang diperoleh (misalnya dari hasil 
bumi), keadaan sumber penghasilan anggota pra-koperasi dll. Dengan 
menggabungkan informasi yang ada dari berbagai pra-koperasi di suatu 
wilayah, keadaan wilayah dapat ditela'ah. Informasi ini akan sangat 
berguna bagi pengambilan keputusan-keputusan untuk mengembangkan wilayah
 yang dilakukan pada tingkat yang lebih tinggi maupun untuk menarik 
investasi dari luar ke dalam suatu wilayah (dalam hal ini wilayah 
pedesaan).
  •
 Pola
 penggunaan sumber daya lokal. Pola ini dapat digunakan untuk melakukan 
prediksi sederhana, misalnya, menggunakan teknik-teknik regresi yang 
dikaitkan dengan pemrograman linier. Bertumpu pada data pra-koperasi 
yang terintegrasi dan teraudit dengan baik, prediksi dapat dilakukan 
untuk banyak hal, seperti:
   m
 Estimasi tingkat bunga yang cukup aman untuk melakukan investasi yang menguntungkan semua pihak.
   m
 Pola perilaku masyarakat dalam menggunakan sumber daya lokal maupunm dalam melakukan operasi ekonomi.
   m
 Alokasi
 dana pada tingkat keluarga dan wilayah. Konsep pengembangan wilayah 
yang kami pikirkan bertumpu pada pengkaitan informasi dalam sistem 
pra-koperasi simpan-pinjam. Informasi khususnya tentang peri-kehidupan 
ekonomi anggota koperasi dapat secara tidak langsung dicerminkan dari 
kegiatan simpan pinjam yang dilakukan.
   m
 Study
 pola investasi yang terbaik yang mungkin dilakukan pada suatu wilayah 
yang disesuaikan dengan kemampuan masyarakat maupun sumber daya yang ada
 pada wilayah tersebut.
  •
 Di
 tinjau dari sumber pinjaman. Bank melalui jaringan komputer dapat 
melayani jaringan assosiasi pra-koperasi tingkat pertama, dengan 
performance collateral yang didasarkan atas informasi dari komputer 
laptop yang di-audit. Jika diperlukan, audit ditingkat pra-koperasi 
dapat juga dilakukan secara acak tetapi periodik. Pinjaman diberikan 
pada asosiasi, yang kemudian menyalurkannya pada anggota atas dasar 
tanggungan sambung-renteng.
  •
 Tapi
 sumber pinjaman tidak hanya bank, melainkan dari interlending di 
tingkat asosiasi pertama dan kedua, jika ada mungkin asosiasi tingkat ke
 tiga dst. Bank juga akan memberikan pinjaman pada tingkat-2 yang 
bersangkutan menurut besarnya asosiasi. Hal ini dapat merupakan 
investasi yang bertingkat, semakin tinggi asosiasinya, semakin besar 
dana yang dapat dipinjam. Jadi sesuai dengan konsep PIR yang terbalik, 
seluruh proses dikendalikan dari bawah (bottom-up approach). Implikasi 
konsep ini adalah untuk mengadakan integrasi ekonomi lokal pada ekonomi 
regional, pemerataan, dsb.
  •
 Arus informasi juga dapat berbalik, dibawa oleh komputer laptop dari atas ke bawah, misalnya:
   m
 Informasi
 pasaran komoditi yang tentunya sangat menguntungkan bagi masyarakat 
pedesaan yang memungkinkan mereka untuk mengakses langsung pasar 
komoditi dan dapat memilih sendiri harga yang paling menguntungkan bagi 
masyarakat itu sendiri.
   m
 Peraturan-peraturan
 yang ada, bahkan mungkin dilakukan interaksi antara pihak pembuat 
peraturan dengan masyarakat itu sendiri agar diperoleh keuntungan 
sebesar-besarnya bagi masyarakat tersebut.
   m
 Berbagai
 teknologi tepat-guna yang akan sangat berguna bagi proses pembangunan 
fisik di pedesaan. Yang penting untuk dipahami adalah kemungkinan untuk 
melakukan interaksi secara aktif dengan para ahli di luar daerah 
pedesaan yang diharapkan dapat meningkatkan keberhasilan proses 
implementasi teknologi tepat guna tersebut.
   m
 Dakwah
   m
 Informasi mengenai masalah organisasi dan manajemen.
 Tentunya
 masih banyak lagi informasi yang mungkin mengalir dari atas. Yang 
penting disini adalah pengembangan fungsi yang sangat strategis: 
Technical & Management Service Organization, dimana operator laptop 
merupakan perantara anggota pra-koperasi dengan para ahli dan dunia 
luar. Operator laptop ini yang mengumpulkan pertanyaan-pertanyaan, 
dimasukan dalam komputer laptop dan jawaban dari tenaga ahli diluar 
disampaikan tertulis melalui komputer laptop. Ditambah dengan program 
radio dan koran masuk desa, bukan mustahil akan terjadi revolusi 
informasi di pedesaan.
  •
 Sistem
 jaringan informasi pra-koperasi ini dapat pula dihubungkan dengan 
pembangunan wilayah yang didasarkan atas mobilisasi sumberdaya lokal, 
yang dipertemukan dengan sumberdaya luar yang terkendalikan dari bawah. 
Atau setidaknya, yang dari bawah terorganisasikan untuk mengadakan 
collective bargaining, ditunjang oleh informasi yang meyakinkan dengan 
kekuatan moneter yang ter-audit dengan baik. Secara keseluruhan sistem 
yang dikembangkan dapat melakukan interfacing dengan sistem pembangunan /
 perencanaan pembangunan nasional dengan kontrol yang lebih ketat dari 
bawah maupun atas sehingga dapat diharapkan hasil yang diperoleh akan 
lebih memuaskan banyak pihak khususnya masyarakat pedesaan.
Gambar 16. Konsep pengembangan wilayah berbasis sistem informasi
  •
 Selanjutnya,
 mari kita telaah sistem yang dikembangkan sebagai sistem kebijaksanaan 
yang sifatnya nasional. Sistem yang kami pikirkan berbeda dengan sistem 
koperasi konvensional yang kita kenal, dimana informasi yang ada umumnya
 terbelenggu pada tingkat pra-koperasi / koperasi dan relatif tertutup 
bagi sistem diatasnya. Dapat dibayangkan, dalam sistem ini kita 
mendapatkan GIS (Geographic Information System) secara gratis sebagai 
hasil sampingan. Caranya dengan memasukkan setiap bulan tambahan satu 
atau dua variabel ke dalam komputer, pada saat melayani anggota 
pra-koperasi. Integrasi GIS dengan jaringan komputer radio memungkinkan 
untuk memperoleh data informasi yang akurat dalam waktu singkat yang 
memudahkan proses perencanaan pembangunan. Hal ini dimungkinkan karena 
adanya partisipasi aktif masyarakat dalam melakukan self-survey GIS.
 Dengan
 adanya aktifitas penelitian di PPLH-ITB dalam melakukan mapping 
menggunakan teknologi small format areal photopgraphy yang relatif murah
 dapat kita bayangkan bahwa GIS yang dikembangkan mungkin dapat juga 
meliputi Land Information System (LIS) yang sifatnya strategis. Masalah 
transmisi data berjumlah besar yang dibutuhkan dalam GIS dan LIS 
sebetulnya tidak menjadi masalah yang cukup menghambat apalagi dengan 
dikembangkannya sistem packet radio kecepatan tinggi yang akan 
diketengahkan di akhir tulisan ini.
  Gambaran
 konseptual dari pemikiran ini diperlihatkan pada Gambar. Konsep 
pengembangan wilayah berbasis sistem informasi atas inisiatif masyarakat
 itu sendiri saat ini sedang dalam tahap implementasi oleh kelompok yang
 dipimpin oleh Prof. Hasan Poerbo, PPLH-ITB di daerah Jasinga (Antara 
Bogor dan Banten). Sifat penelitian adalah Partisipatory Action Research
 yang didukung oleh Canadian International Development Agency (CIDA) dan
 World Bank.
 Tentunya
 untuk merealisasikan konsep ini perlu dijustifikasi dengan usaha-usaha 
sistematis dalam melakukan dukungan teknis peralatan yang digunakan. 
Usaha untuk membangun industri penunjang maupun penguasaan teknologi 
yang diperlukan akan dijelaskan secara lebih rinci pada bagian 
selanjutnya.
RANGKUMAN
 Dalam
 makalah ini kami telah membicarakan beberapa hal yang secara nyata 
dapat digunakan dalam mengembangkan perpustakaan yang ada. Beberapa hal 
strategis yang dibahas dalam makalah ini, antara lain meliputi:
    •
 Kondisi
 jaringan komputer yang saat ini sudah beroperasi di Indonesia dan 
mengkaitkan berbagai universitas dan lembaga penelitian yang ada.
    •
 Arsitektur
 jaringan komputer TCP/IP yang digunakan. Arsitektur ini di sarankan 
sebagai patokan utama dalam mengembangkan jaringan komputer karena akan 
memungkinkan pengembangan jaringan secara fleksible.
    •
 Teknologi jaringan komputer yang ada dan dapat dengan mudah diperoleh di Indonesia.
    •
 Beberapa
 usaha yang secara sistematis dilakukan untuk membuat sendiri teknologi 
jaringan komputer yang dibutuhkan. Hal ini akan memungkinkan 
pengembangan jaringan secara mandiri tanpa perlu bergantung terlalu 
besar pada pihak di luar.
    •
 Contoh konsep penggunaan jaringan komputer untuk pembangunan masyarakat pedesaan.
PUSTAKA
[1]
 Onno
 W. Purbo, "An alternative approach to built low cost TCP/IP-based Wide 
Area Network in Indonesia," the South East Asia Regional Computer 
Confederation (SEARCC) '92 regional conference, Kuala Lumpur, 14 August 
1992.
[2]
 Onno
 W. Purbo, "The building of information infra-structure to sustain the 
current growth in Indonesia," The Canadian Association for the Studies 
of International Development (CASID) conference, Carleton University, 
Ottawa, 7-9 June 1993.
[3]
 O.W.
 Purbo, "Development of Low Cost Wide Area Network in Indonesia," 
Journal of Scientific Indonesia, Vol. 1, No 1, October 1991.
[4]
 Phil
 Karn, KA9Q, "TCP/IP: A proposal for amateur packet radio levels 3 and 
4," Proceedings 4th ARRL Computer Networking Conference, hal. 4.62‑4.68,
 1985.
[5]
 Phil Karn, KA9Q, "Amateur TCP/IP: an update," Proceedings 7th ARRL Computer Networking Conference, hal. 115‑121, 1988.
[6]
 Terry
 L. Fox, WB4JFI, "AX.25 amateur packet‑radio link‑layer protocol : 
version  2.0 October 1984," American Radio Relay League, 1984.
[7]
 T.
 Fox, WB4JFI, "Proposed AX.25 level 2 version 2.0 changes," Proceedings 
ARRL 7th Computer Networking Conference, hal. 58‑64, October 1988.
[8]
 E.L.
 Scace, K3NA, "Overview of ARRL digital committee proposals for 
enhancing the  AX.25 protocols into revision 2.1," Proceedings ARRL 7th 
Computer Networking Conference, hal. 150‑152, October 1988.
[9]
 T.
 Fox, WB4JFI, "AX.25 network sublayer protocol recommendation," 
Proceedings 3rd ARRL Computer Networking Conference, hal. 3.23‑3.29, 
1984.
[10]
 CCITT
 Recommendation X.25, Interface between Data Terminal Equipment (DTE) 
and Data-Circuit Terminating Equipment (DCE) for Terminals Operating in 
the Packet Mode on Public Data Networks.
[11]
 W. Stallings, Handbook of computer communications standards: local network standards, vol. 2, MacMillan Book, 1987.
[12]
 J. Postel, "RFC 791: Internet Protocol (IP),"  InterNet Network Working Group, September 1981.
[13]
 J. Postel, "RFC 792: Internet Control Message Protocol," InterNet Network Working Group, September 1981.
[14]
 D.C. Plummer, "RFC 826: An Ethernet Address Resolution Protocol," InterNet Network Working Group, November 1982.
[15]
 R. Braden, "RFC 1122: Requirements for InterNet Hosts - Communication Layers," InterNet Network Working Group, October 1989.
[16]
 R. Barden, "RFC 1123: Requirements for InterNet Hosts - Application and Support," InterNet Network Working Group, October 1989.
[17]
 J. Postel, "RFC 793: Transmission Control Protocol," InterNet Network Working Group, September 1981.
[18]
 J. Postel, "RFC 768: User Datagram Protocol," InterNet Network Working Group, Agustus 1980.
[19]
 J. Reynolds dan J. Postel, "RFC 1010: Assigned Numbers," InterNet Network Working Group, May 1987.
[20]
 J. Postel, "RFC 821: Simple Mail Transfer Protocol," InterNet Network Working Group, Agustus 1982.
[21]
 J. Postel dan J. Reynolds, "RFC 854: Telnet Protocol Specification," InterNet Network Working Group, May 1983.
[22]
 J. Postel dan J. Reynolds, "RFC 959: File Transfer Protocol (FTP)," InterNet Network Working Group, October 1985.
[23]
 M.T.
 Horne, KA7AXD, "Finger ‑ a user information lookup service," 
Proceedings 7th ARRL Computer Networking Conference, hal. 83‑86, 1988.
[24]
 J.
 Case, M. Fedor, M. Schoffstall dan C. Davin, "RFC 1098: A Simple 
Network Management Protocol," InterNet Network Working Group, April 
1989.
[25]
 P.R.
 Karn, KA9Q, H.E. Price, NK6K dan R.J. Diersing, N5AHD, "Packet radio in
 the amateur service," IEEE Journal on Selected Areas in Communications,
 vol. SAC‑3, hal. 431‑439, 1985.
[26]
 M.
 Chepponis, K3MC dan B. Mans, AA4CG, "A totally awesome high‑speed 
packet radio  I/O interface for IBM PC/XT/AT/386 and Macintosh II 
computers," Proceedings ARRL 7th Computer Networking Conference, hal. 
36‑40, October 1988.
[27]
 D.A.
 Heatherington, "A 56 Kilobaud RF Modem", Proceedings 6th ARRL Computer 
Networking Conference, Redondo Beach, pp. 68‑75, 1988.
[28]
 Phil Karn, KA9Q, "WA4DSY 56 bpsk modem", TAPR Meeting, Tucson, AZ, 1988.
[29]
 M.
 Chepponis, K3MC dan P. Karn, KA9Q, " The KISS TNC: A simple host‑to‑TNC
 communication protocol,"  Proceedings 6th ARRL Computer Networking 
Conference, Redondo Beach, pp. 38‑43, 1988.
Onno W. Purbo, Lulusan 
terbaik teknik elektro ITB 1987. Gelar Master bidang semiconductor laser
 & fiber optik dari McMaster University, Canada 1989. Gelar Ph.D 
bidang Silicon Devices & Integrated Circuit dari University of 
Waterloo, Canada 1993. Sejak tahun 1981 aktif sebagai amatir radio 
dengan nama panggilan YC1DAV. Telah mempublikasi sembilan (9) buah paper
 dalam referred jurnal ilmiah internasional. Tidak kurang dari 19 buah 
paper dalam konperensi internasional. Total publikasi selama 5 tahun 
terakhir, tidak kurang dari 70 buah paper tingkat nasional maupun 
internasional. Tahun 1992, masuk dalam buku "American men and women of 
science". Saat ini menjabat / bertugas sebagai:
  •
 Staf pengajar di jurusan teknik elektro ITB.
  •
 Ketua KBK Jaringan Komputer di PAU Mikroelektronika ITB.
  •
 Peneliti utama di Lab. IC Processing, PAU Mikroelektronika ITB.
  •
 Prinsipal Investigator untuk pengembangan Wide Area Network melalui satelit.
  •
 Indonesian
 node coordinator untuk academic community untuk pengembangan 
Sustainable Development Network (SDN) - United Nation Development 
Program (UNDP).
  •
 Country coordinator untuk YB-NET, Amatir Packet Radio TCP/IP Network dengan IP address kelas B 44.132.
  •
 Koordinator BANDUNG-NET (bagian Paguyuban Network) dengan IP address kelas B 167.205.
  •
 Anggota pada beberapa satuan tugas di ITB, seperti:
     m
 Pengembangan Microsat.
     m
 Pengembangan ITB-NET.
     m
 Pengembangan Perpustakaan.
  •
 Konsultan untuk pengembangan sistem informasi di:
     m
 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
     m
 Departemen Kehutanan.
     m
 Pemerintah Daerah DKI Jakarta.
  •
 Anggota expert group untuk mengembangkan jaringan informasi untuk pendidikan tinggi di asia tenggara.
Saat
 ini aktif melakukan penelitian bidang teknologi IC & 
mikroelektronika. Di samping itu, aktif mengembangkan dan 
mengimplementasikan teknologi packet radio khususnya untuk jaringan 
komputer TCP/IP.